My Last Term

Masa-masa perkuliahan itu rasanya cepat sekali berlalu. Rasanya gue baru aja masuk ke perguruan tinggi negeri tempat gue menuntut ilmu ini. Rasanya gue baru aja memulai dunia perkuliahan. Tapi tanpa terasa, ternyata gue sudah berada di penghujung jenjang pendidikan sarjana ini. Yup, ini adalah semester terakhir disini, dan itu artinya sudah waktunya bagi gue untuk memulai ‘bersahabat’ dengan momok paling besar mahasiswa tingkat akhir, skripsi.

Dulunya gue sedikit tidak terlalu mengerti kenapa mahasiswa tingkat akhir ini selalu merasa tertekan apabila disebut nama ‘skripsi’. Tapi sekarang gue mengerti. Skripsi artinya kita, mahasiswa tingkat akhir, harus melangkah maju ke masa depan dengan tetap menengok ke belakang. Langkah kita selanjutnya akan ditentukan dengan skripsi ini. Apakah kita akan berjalan perlahan atau berlari kencang? Namun, langkah itu tetap harus diiringi dengan tengokan ke belakang. Untuk memulai skripsi, kita harus bisa melihat apa saja yang sudah kita pelajari empat tahun ke belakang.

Sedikit ironis memang, perjuangan kita dalam empat tahun ini akan ditentukan hanya dengan satu langkah terakhir yang besar yaitu skripsi. Gue ga menyangka kalau semester terakhir ini akan menentukan apakah gue bisa selesai dengan waktu yang ideal, apakah empat tahun ini gue sudah bisa memahami berbagai hal, apakah gue sudah bisa menaklukkan rasa malas atau rasa apapun yang bisa menghambat gue dari penyelesaian skripsi.

Sederhana memang, hanya satu kata, tetapi maknanya sangat besar, apalagi untuk mahasiswa tingkat akhir. Skripsi oh skripsi.

Comments

Popular posts from this blog

I Hope, I Hope...

What was holding me back...

I Want To Start Writing, Again...