Dilema

"Kapan nikah sap?" 

"Gila bentar lagi KPR lunas loh?!"

"Udah umur 25 sih ya pasti mau nikah lah ya?!"

Okay, let's stop.

Menjadi seorang perempuan yang akan menginjak usia seperempat abad, banyak menyimpan hal-hal baru dan menantang. Saya salah satunya.
Dulu ketika beberapa sepupu saya bercerita, saya hanya berpikir kayaknya gak akan semumet itu deh, it is just a number.

Yup, it is a number, but it is a number that determined how long we have lived in this world. Setelah mengalami sendiri, barulah saya tahu, they was not exaggerating, they just told us the truth. Menjadi perempuan yang berusia hampir - tolong dicatat, hampir - 25 tahun, ternyata tidak sesederhana yang dulu saya bayangkan. Banyak dilema yang datang.

Pertama, kita akan mulai dihadapi dilema mengenai jodoh. Come on, siapa sih di dunia ini yang ingin hidup sendiri? Okay, I am not talking about those persons who have some traumatic experiences. Tetapi, pada dasarnya, manusia itu makhluk sosial, butuh orang lain untuk bertahan hidup. Ditambah lagi ketika kita sudah sekian lama mempunyai pasangan. Who are not expecting marriage?

Kedua, kita akan mulai mencari aktualisasi diri. Ketika saya lulus kuliah, kalau ada yang tanya "Setelah ini mau apa, Sap? Kuliah S2 atau nikah dulu?" saya pasti akan jawab, "Pengennya sih S2 dulu lah, kalau bisa dapet beasiswa ke luar negeri, balik Indonesia kerja trus nikah." That was me, like three years ago. Tapi, seiring berjalannya waktu, tidak semua keinginan dan angan-angan kita tercapai mulus sesuai rencana. Yang tadinya mau sekolah dulu, jadi kerja dulu, yang tadinya mau nikah dulu, jadi sekolah dulu. No one knows what is going to happen in the future. But, one thing for sure, when you are 25 yo - or almost - you will ask yourself, "What am I doing?"

Ketiga, kita akan belajar untuk mengalah, dan mungkin ada beberapa yang malah akan belajar untuk menuruti ego masing-masing. Apapun yang kalian semua rencanakan sebelum menginjak umur 25 tahun, akan pasti mengalami perubahan ataupun guncangan. Rencana untuk melanjutkan sekolah, atau rencana untuk buka bisnis, mungkin akan berubah karena kita akan mengalah untuk sebuah rencana lain, atau bisa jadi kita hanya akan mengalami berbagai guncangan. Tidak sedikit orang yang tetap menjalankan rencananya walaupun mendapatkan cibiran dan sindiran dari orang lain. Yah, it is all about choices, isn't it?

Keempat, we will keep doubting ourselves. I don't know if it is just me or anyone else does. Yang namanya manusia itu tidak ada yang sempurna. Itu sangat bertolak belakang dengan salah satu sifat manusia yang tentunya mau memberikan yang terbaik, bahkan sempurna untuk orang yang dicintainya. Itu tidak harus sempurna sih (unless you are perfectionist, like me), tapi pastinya kita ingin yang terbaik. It is nice to aim for something good, but it is not good to aim for something perfect. Because I think there is nothing perfect, except God. And then, you will find yourself doubting, "Am I good enough? Am I good enough for you?"

Kelima, kita akan dihadapi banyak jalan tidak mulus di depan mata kita, tapi kita harus terus tetap berjalan. Tidak akan jarang kita akan berhadapan dengan satu atau bahkan banyak masalah. Masalah kecil, besar, sederhana ataupun rumit. Every problem we have, will tear us apart, slowly, pieces by pieces. The most important thing is that we can gather and mend all the broken pieces.

Tidak semua orang akan merasakan ini, kok.
Tidak semua orang mengalami ini di masa menjelang seperempat abad ini.

Just remember, that we are lucky enough, to both not have it and have it.
Kamu beruntung jika kamu tidak mengalami dilema-dilema ini.
You are not going to get "motion sickness", because the road ahead of yours is not bumpy.Kamu juga beruntung jika kamu mengalami dilema-dilema ini, because you will cherish every little things you have.

Yes, we are lucky people :)

Comments

Popular posts from this blog

I Hope, I Hope...

I Want To Start Writing, Again...

Working? It is a new whole world!